
BAGHDAD -- Kementerian Dalam
Negeri Irak mengatakan kebakaran dahsyat di unit perawatan intensif sebuah
rumah sakit Baghdad yang merawat pasien virus Corona terjadi pada Sabtu (24/4)
malam. Sebanyak 82 orang meninggal dunia dan 110 lainnya luka-luka.
Juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia, Ali
al-Bayati, menyatakan korban yang meninggal dunia setidaknya 28 pasien
menggunakan ventilator yang berjuang melawan gejala parah virus. Kelalaian
pihak berwenang rumah sakit menjadi penyebab dari kebakaran tersebut.
Laporan awal menyatakan, kebakaran bermula ketika
tabung oksigen meledak di bangsal rumah sakit Ibn al-Khatib. Petugas
pemadam kebakaran bergegas untuk memadamkan api yang berkobar di lantai dua
rumah sakit. Tim pertahanan sipil memadamkan api sampai dini hari. Ambulans
mengangkut puluhan orang yang terluka. Kementerian Kesehatan mengatakan,
setidaknya 200 orang diselamatkan dari tempat kejadian.
Menanggapi kebakaran tersebut, Perdana Menteri
Irak, Mustafa al-Kadhimi, memecat direktur jenderal Departemen Kesehatan
Baghdad di daerah al-Rusafa, tempat rumah sakit itu berada. Dia juga memecat
direktur Rumah Sakit Ibh al-Khatib dan direktur teknik dan pemeliharaannya.
Setelah kebakaran pertama kali terjadi,
Al-Khadhimi mengadakan pertemuan darurat di markas Komando Operasi Baghdad. Dia
mengoordinasikan pasukan keamanan Irak dan mengatakan kejadian itu merupakan
kelalaian. "Kelalaian dalam hal seperti itu bukan kesalahan, tapi
kejahatan yang harus ditanggung oleh semua pihak yang lalai," ujar Al-Khadhimi
sambil memberi waktu 24 jam kepada otoritas Irak untuk mempresentasikan hasil
investigasi.
Kebakaran terjadi ketika Irak bergulat dengan
gelombang kedua pandemi virus korona yang parah. Kasus virus harian sekarang
rata-rata sekitar 8.000, tertinggi sejak Irak mulai mencatat tingkat infeksi
awal tahun lalu. Setidaknya 15.200 orang telah meninggal karena virus korona di
Irak di antara total setidaknya 100 ribu kasus yang dikonfirmasi.
Belum Ada Komentar