Sejarah Industri Perakitan Mobil Pemadam Kebakaran Di Indonesia

Sejarah Industri Perakitan Mobil Pemadam Kebakaran Di Indonesia

Sejarah Industri Perakitan Mobil Pemadam Kebakaran Di Indonesia

Semenjak jaman manusia mulai menggunakan api untuk kehidupannya, Manusia selalu berupaya menghindar dan meminimalisasi bahaya dari Api. Ketika kehidupan semakin modern, penanggulangan kebakaran dilakukan secara kolektif, melibatkan masyarakat yang ada di lingkungan social untuk menekan terjadinya kerugian dan bahaya lainnya yang disebabkan oleh api.

Dari ide inilah pemadam kebakaran dibentuk, dilengkapi dengan kemampuan dan peralatan yang mampu memadamkan api dan mencegah kerusakan dari api meluas.

Di Indonesia sendiri, organisasi ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, yang kemudian diadopsi oleh pemerintahan Indonesia dan diperluas tugasnya menjadi penanggung jawab dalam penanggulangan bencana terutama kebakaran.

Dilengkapi dengan berbagai peralatan, pasukan pemadam kebakaran tidaklah lengkap tanpa mobil pemadam kebakaran atau yang biasa disebut branwir. Kendaran ini menjadi perlengkapan utama yang digunakan untuk menyimpan dan membawa perlengkapan pemadam kebakaran, sekaligus mengangkut petugas pemadam kebakaran menuju lokasi dengan cepat.

Namun, bagaimanakah sejarah penggunaan brandwir dan industri perakitan mobil pemadam kebakaran di Indonesia?

Pada tahun 1873 terjadi kebakaran besar di Kramat-Kwitang, yang membuat Residen—atau setara dengan gubernur DKI di masa itu—mengeluarkan peraturan untuk membentuk petugas pemadam kebakaran yang dapat mencegah kebakaran besar tersebut.

Petugas pemadam kebakaran ini difasilitasi dengan mobil khusus yang membuat petugas dapat dengan cepat datang ke tempat kejadian dan mencegah api menyebar kemana-mana.

Awalnya, pemerintah Belanda di Indonesia membeli mobil pemadam kebakaran dengan nama Shand Mason untuk memfasilitasi pasukan pemadam kebakaran. Jenis mobil ini dibuat khusus untuk membawa air dan memiliki kapasitas 2000 L/menit dan dijual seharga f 23.720 pada 1915. Kemudian, Shand Mason digantikan dengan perusahaan amerika Ahren Fox seharga f 3500 pada tahun 1917.

Pada jaman pemerintahan Indonesia, petugas pemadam kebakaran awalnya masih menggunakan mobil pemadam kebakaran impor yang kemudian dirakit di Indonesia. Kemudian, industri perakitan mobil pemadam kebakaran di Indonesia mulai marak, meskipun masih bekerjasama dengan perusahaan luar negeri untuk pembuatannya.

Seiring berjalannya waktu, berbagai perusahaan perakitan mobil pemadam kebakaran mulai ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia. Termasuk perusahaan yang merakit atau memodifikasi mobil atau truk biasa dengan berbagai peralatan menghalau kebakaran, baik berskala kecil maupun besar.

Fitur-fitur canggih dari luar pun didatangkan, seperti water canon, jack stand elektris, hingga tangga pneumatis dan elektris, untuk membantu pemadaman api.

Setiap perlengkapan ini dirakit dan disatukan dengan jenis mobil yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pemadaman. Contohnya, di daerah yang padat penduduk, Jakarta memiliki Ford Ranger dan Mitsubishi Fuso.

Pergerakannya yang cepat dan kemampuannya membawa peralatan penunjang hingga peralatan pertolongan korban saat kebakaran, membuat kendaraan pemadam kebakaran tersebut tepat digunakan untuk mengatasi masalah di daerah padat penduduk seperti Jakarta.

Dengan semakin banyaknya produsen mobil pemadam kebakaran, industri perakitan mobil pemadam kebakaran di Indonesia makin berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan pengendalian api di Indonesia. 

Komentar

    Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Kode Verifikasi
scroll up